Selasa, 25 Juli 2017

Laugh Of Loud

enggak ada hal lucu yang terjadi begitu saja
tanpa adanya gelak tawa
lalu, bagaimana kau terus menerus membuatku tertawa?
ingin rasanya begruling-guling
menahan rasa geli yang tak berkesudahan
lucu sekali ternyata
bahkan kamu diam saja
ingin membuaku tertawa dan memelukmu erat
jam terus berdentang dan berputar
sayangnya kini hanya ilusi
meninggalkan jejak ha - ha - ha
hingga akhirnya menghilang
tinggal tetes air mata dari sisa tawa yang berkepanjangan
nyatanya nenek selalu berkata
jangan tertawa terus-menerus, akhirnya menangis nanti

Senin, 20 Februari 2017

Letter For You

"kenapa tak jenuh kau memandang langit? jangan bodoh, bagaimana kau bisa berpikir dapat tidur di awan-awan empuk itu" ujarmu. tapi ada pesawat yang mampu membuat mu dekat dengan langit. ada balon udara, haaa benar balon udara, belum pernah kunaiki, tapi kurasa dengan itu aku bisa menggenggam awan, merasakan partikel-partikel air yang membeku didalam gumpalan kapas. lihat itu, senja yang begitu menentramkan, seperti bunga-bunga kol yang berterbangan dilangit katamu. aku pernah membaca, itu adalah awan kumulus ternyata ada beberapa jenis awan yang menemani langit. tapi kali ini aku mau menjadi salah satu awan. Stratus-namanya, sang penyebab hujan gerimis. kau tahu aku suka hujan bukan?
"pantas saja langit tak pernah kesepian."
"kenapa tak jenuh kau menyelami dalamnya laut? jangan bodoh, bagaimana bisa kau berpikir dapat bernafas dan tinggal disitu" ujarku. tapi ada kapal selam yaah meski tidak pernah kunaiki, tapi bisa melihat indahnya lautan. ada peralatan selam yang membantu untuk dapat menikmati indahnya isi di laut itu sekaligus merasakaan airnya. tidak seperti kau yang hanya menikmati dari bibir pantai saja sudah membuatmu melompat kegirangan. permadani berlapis berlian katamu kala mata cokelat itu menatap luasnya lautan. seperti jamur kuping yang selalu kau masukkan kedalam sup andalanmu. aku pernah mempelajari, itu adalah makro alga, dengan nama spesies Padina austarils ataupun Padina Boryana. laut juga tidak sendirian, banyak spesies yang menemaninya disini.
 "Langit dan Laut pun ternyata saling menemani, saling berbagi. Lalu, mau kah kau menemani dan berbagi apapun yang terjadi padamu dengan diriku, sekarang dan semalanya?....." 




Dari sang Mentari yang perlahan tenggelam membentuk senja, mengucap salam pada langit, dan memeluk erat sang lautan untuk kamu wanita pecandu jamur kuping dan kau pria penikmat bunga kol