Sabtu, 24 Februari 2018

Sesak dan Sesal (?)


Kini penuh sesak disudut ruangan
Pojokan tempat biasa menangis
Namun kini enggan untuk menemani
Beratnya tarikan nafas membuat hati begitu sesak
Air mata enggan terjatuh, enggan terisak
Senyap, gelap, tercekat tak bias berkata
Oh
Aku rindu angina yang menerpa pipi
Aku rindu lautan biru kala bersama mu
Aku rindu bermain riak air hingga tanpa sadar terluka
Menjadi objek foto yang kau ambil diam diam aku rindu
Hentikanlah
Begitu sesak kini dada yang mulai bergemuruh
Menolak hati untuk menangis,
Menolak pikiran untuk bernafas teratur
Sulit
Dan aku lelah
Kini senja tak bersahabat tak mampu menenangkan
Bahkan hujan tak mampu menjadi air mata