Sadar

Mana mungkin, jangan tertarik lebih jauh

Sudah cukup, kamu sadar kan 

Kalau kamu terlalu menunjukkan itu

Dia akan menjauh, dia akan berlari

Bagaimana kalau mundur saja..

Mundur perlahan kebelakang

Dan jangan lupa kau tutup pintu hati itu

Yah, meskipun belum kau buka sepenuhnya

Sudah cukup, dia hanya memancing mu keluar

Jika melihat mu sudah tertarik

Tentu saja dia akan bosan dengan mu

Sadarlah! Kamu tak pantas dengannya

Kamu hanya gadis kecil yang kotor

Jatuh dalam kubangan lumpur

Jangan harap tuan pembersih sepertinya

Memiliki dirimu..

It’s okay

Jangan melihatku dengan tatapan itu

Tatapan kasihan yang begitu menyedihkan

Aku sungguh tak ingin apa-apa

Aku sungguh baik baik saja

Semesta emang suka bercanda hehe

Kadang ia begitu baik

Dengan menerbangkan ku jauh tinggi

Mendatangkan kupu-kupu 

Menebarkan bunga di setiap sudut hati

Dan di satu masa, ia begitu tak berperasaan

Dijatuhkan menuju palung terdalam

Membuatku menahan isak tangis

Membiarkan ku terluka. Sendirian.

Meringkuk, terisak, memeluk diri sendiri

Seolah jika ada yang ingin menghancurkannya

Is it okay?

Just leave me alone, don’t ask me anything.

Rumah

Aku kira rumah adalah tempat yang paling aman

Aku kira rumah adalah tempt aku kembali

Ternyata aku salah,

Aku tidak ingin pulang, aku tidak ingin rumah

Dimana aku harus membangun rumah ku?

Dulu, rumahku sudah dibangun begitu megah

Namun, dihancurkan oleh orang yang tak bertanggung jawab

Kemana lagi aku harus berlari, 

Kemana lagi aku harus bersembunyi,

Aku lelah, aku ingin istirahat

Tapi ku tak punya tempat aman untuk berlindung

Dari hujan, teriknya matahari dan kencangnya angin

Ku ingin pulang, kerumah ternyaman yang siap menerimaku dengan lengan terbuka

Ku ingin pulang, kerumah terindah dengan luasnya halaman kesabaran

Aku ingin kamu

Aku ingin rumah

Tapi, aku ingin menetap

Bukan sekedar pelarian

Aku ingin menetap

Tapi, aku aku tak diperbolehkan 

It’s okay to not be okay

Tidak apa-apa untuk merasa sedih

Tidak apa-apa untuk tidak baik baik saja

Sungguh, kau sudah hebat

Kau melakukan yang terbaik hari ini

Apresiasi itu ya? Oke? 

Jangan pikirin hal buruk dong

Jangan tunjukkan padanya kau selemah itu

Jangan tunjukkan padanya kau sehancur itu

Capek? Enggak kok, sini peluk…

Ayo, peluk dirimu dan ucapkan terimakasih

Terimakasih karena sudah bertahan

Terimakasih karena sudah melewati hari ini

Tidak apa-apa menangislah..

Tapi jangan didepannya lagi..

Malu tau, nanti dia pergi (lagi)….

Perasaan

Jangan pakai perasaan

Belajar dari masa lalu mu

Kau berikan seluruh kepercayaan

Kau berikan seluruh hati mu

Yang tanpa kau sadari, dia menghancurkannya

Lalu siapa yang patut disalahkan?

Dirimu tentu saja! Yang begitu bodoh mencintainya

Sekali lagi..

Jangan gunakan perasaan mu itu

Untuk siapapun, yang belum siap menerimanya

Jika kelak, ada yang bersedia menjaganya..

Ku harap dia orang yang tepat dan sabar

Itupun jika ada…

Hai Tuan

Untuk kamu, yang selalu buat baper

Tapi tak ingin memperjelas

Sudah yuk! Lebih sakit nanti jadinya

Untuk kamu, yang setiap waktu jahil

Tapi selalu membuat hati berdebar

Sudah yuk! Pura-pura lupa saja

Let it flow? Hahahaha gapapa

Tapi jangan buat ku candu

Akan kehadiran mu disampingku

Yang mengisi hari-hari kosongku

Karena, jika kamu menghilang nanti

Aku sendiri dan menangis lagi hehe

Pecahan

Hei, coba mendongak ke atas

Mungkin bagimu hanya kegelapan yang ada

Tak ada bulan, tak ada bintang

Cukup tenang untuk hari yang ber angin

Tapi, tahu kah kau sayang?

Tenangnya langit bagaikan hati ku

Jangan kau porak porandakan lagi

Aku takut lem nya masih belum kering

Jika salah sedikit, aku bisa hancur lagi

Enough

Dasar cengeng!

Mau sampai kapan nangis terus

Berhenti berasumsi, mau sampai kapan

Hapus air matamu, tidak akan ada yang menghapusnya untuk mu

Berhenti! Sudah cukup.

Dengarkan aku, ingat di ingatan itu

Kau tidak pantas bahagia.

Seberapa banyak kau tersenyum,

Sebanyak itu pula air mata akan berurai

Kau tidak pantas bahagia

Tidak akan ada orang yang sudi dengan mu

Sudah cukup, jangan berfikir untuk senyum lagi

Sudahi perasaan itu.

Kebiasaan Buruk

Lagi-lagi, larangan yang terlintas

Gak boleh begini, gak boleh begitu

Jangan terbang, sadarlah! 

Sayapmu hanya satu, kau akan jatuh

Mau sampai kapan kau bertaruh?

Tidak kah kau lelah mempermainkan ku?

Wahai semesta, izinkan aku rehat sejenak

Izinkan aku untuk bahagia

Boleh kan ya?

Kenapa masih ragu, semesta memberimu waktu

Kenapa terus mundur, silahkan maju

Aaargh terjadi lagi, aku takut

Angan

Jangan hidupkan lagi harapan itu

Harapan untuk hidup bahagia

Bukankah kau yang mengatakan

Happily never after

Dulu pun aku pernah punya impian

Happily ever after

Sayangnya sudah hancur dan menjadi trauma

Jangan bangkitkan lagi keinginan itu

Aku masih takut untuk memulai

Apalagi jatuh untuk kedua kalinya.

Lupa

Aku lupa, aku lupa betapa hancurnya diriku

Aku lupa, berapa banyak goresan yang ada

Aku terlalu terbang tinggi

Aku terlalu naif untuk tersenyum

Aku terlalu percaya diri untuk bahagia

Pantaskah?

Pantaskah aku bahagia?

Ohh tidak, aku tak ingin menyakiti diriku.

Ataupun kamu yang mencintai ku.