*Pria*
Entah apa yang ku lihat dari dirinya, entah apa yang merasuki diriku untuk mencari setiap informasi tentang dirinya. bermula dari tekhnologi kami berbincang, lalu beralih kedunia imajinasi. entah sejak kapan aku memperhatikan setiap tingkah laku dirinya, tawanya, senyumnya, caranya berjalan, berbicara dengan orang lain, dan tentunya hijab yang dikenakannya, ah yaa tentu saja ─ dia sudah memiliki kekasih. Bukan. Bukan aku tertarik, tapi mungkin pada dasarnya dia emang memiliki daya tarik tersendiri, begitu banyak ceritanya, dan itulah yang membuatku ikut bercerita dengannya, dia adalah, pendengar yang baik, pemilik imajinasi tinggi, bocah yang ceroboh dan suka dengan alam, pandai merangkai kata menjadi sebuah cerita, dan tentunya dia merupakan penyemangat tersendiri untukku. dia pernah berkata padaku "itulah, manusia, butuh orang lain. enggak bisa nyemangatin dirinya sendiri" dan dari itulah, untuk pertama kalinya aku menyemangatinnya, mengingat dia selalu memberikan senyum cerianya, memberikan tawa semangatnya, aku tak tau dia selemah itu. bukan, bukan kata lemah yang tepat untuknya, mungkin dia benar-benar "rapuh". mungkin aku menganggapnya sebatas teman main. mungkin. hanya kemungkinan saja. aku pun tak tahu. tapi untukmu gadis ceroboh, setidaknya yang aku tahu "kau begitu, istimewa".
Dari temanmu yang bahkan tidak terbilang sebagai teman
Dari teman yang mungkin bukan bagian dari teman
*Wanita*
Aku bahkan tak mengenalnya, pria dingin dengan pengetahuannya,dan dengan segala kekuasaannya.
begitu mudahnya mencari setiap informasi yang membuatku merinding ngeri. jarak. sebisa mungkin aku memberikannya jarak akan diriku. tapi setiap pengetahuannya membuatku mendekat, seolah perlakuannya menghapus jejak-jejak jarak yang ku bentang dengan begitu mudahnya. banyak pengetahuan yang ku cerna, banyak inspirasi yang ku dapat, banyak cerita yang ku bagi. mungkin bagiku dia hanya seorang abang, atau mungkin pria nyebelin, yang selalu ber-oh, cie ria denganku. bahkan terkadang hanya read BM ku saja, membuatku emosi tingkat tinggi, entah karena apa yang sepertinya membuatku merasa dia selalu membantu, menjaga, dan pendengar yang cukup baik untukku. aku bahkan tak pernah berbicara dengannya. maksudku, bertemu langsung dan bercerita dengannya. sungguh! kami seolah hanya, teman dalam bayangan mungkin? entahlah, tapi untukmu pria nyebelin. setidaknya aku senang dengan ini semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar