Senin, 22 Desember 2014

Think Out !

mereka mungkin orang-orang yang terbilang cukup beruntung. memiliki kehidupan yang mewah, dengan segala kecukupan. ada pula yang sederhana, mampu mencukupi setiap kebutuhannya. tidak lebih dan tidak kurang. apakah mereka yang berada itu pintar? tentu saja! mereka yang sederhana pun pintar pula. berbicara soal pintar, ilmu dan pengetahuan, dua hal yang berbeda, namun sangat penting dalam hidup. seseorang mengatakan kepadaku, ketika kita belajar, kita mendapatkan ilmu. dan ketika kita menciptakan pengalaman, kita mendapatkan pengetahuan. keduanya pula harus dipergunakan dengan baik. lantas, apa mereka benar-benar pintar? atau emang aku yang tidak sanggup mencapai kemampuan berpikir mereka? tidak,tidak, tentu tidak mungkin. ada yang mengatakan kepadaku,orang pintar itu belum tentu cerdas, tapi ornag cerdas itu sudah pasti pintar. aku tidak mengomentari pendapatnya, karena yaa menurutku itu pendapat yang cukup benar. aku hanya mendengar setiap kata-kata yang ia ucapkan, mencoba mencerna setiap kaliamatnya, dan satu hal yang membuatku terperangah,obsesi sebagai kepintaran. bagaimana bisa obsesi sebagai kepintaran? dengan santainya dia hanya menjawab, obsesi kepintaran itu adalah masa dimana saat ada seseorang memaksa setiap ilmu yang didapat, tanpa ingin menjadikannya pengalaman. bagaimana mungkin? apa ia takkan menyesal dengan obsesi yang sementara itu? pertanyaan-pertanyaan mulai beradu dalam pikiran. seperti yang kita ketahui obsesi itu adalah saat seseorang ingin terlihat sempurna dimata orang lain. 

Think Out!

kepintaran tidak harus diperlihatkan secara berlebihan kepada orang lain, seorang filsuf mengatakan, "Orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu"jadi sesungguhnya, meskipun kita mengetahui apapun yang ada didunia ini, kita tentu harus terus belajar, belajar agar tahu, dan terus tahu apa yang belum kita ketahui. sekali lagi mari berpikir, kepintaran kita bukan untuk menggurui siapapun, tapi untuk saling berbagi, dan untuk saling mencari tahu apa yang melum kita ketahui sebelumnya.

Wanita Terhebat

Lagi, masih dengan tanggal yang sama
bulan pun tetap sama,
namun kini ditempat yang berbeda,
aku rindu, kami rindu,
kalian pun rindu pelukan,
rindu setiap celotehan, setiap nasehat
yang menghapus setiap air mata dengan jemari yang halus
yang memberihkan luka ketika kita terjatuh
yang mendekap penuh kehangatan,
seolah tahu kita butuh pelukan itu.
hari ini, mengembalikan setiap ingatan-ingatan
ingatan ke masa kecil kebersamaan dengan ibu,
tawa dengan wajah lugu,
tangis sembari menunjuk luka,
betapa kuatnya engkau, Ibu
betapa hebatnya arti setiap doamu, Ibu
bagai penyemangat simpul indah senyummu, Ibu
Terima kasih & Maaf, dua kata yang hanya mampu kukatakan kini.
maaf karena membuatmu menangis, membuatmu kecewa
membuatmu lelah dengan terus menasehatiku,
maaf belum memberikan hadiah terbaik selama ini,
terima kasih untuk setiap doa yang kau panjatkan untuukku,
terima kasih untuk selalu siap memelukku ketika aku rapuh,
terima kasih sudah menjadi seorang wanita terhebat
dalam hidupku, hidup mereka, dan hidup kita semua ({})


Selamat Hari Ibu untuk Seluruh Ibu & Calon Ibu. 
This is Mother's Day !
And We Love You Mom :* ({}) 

Sabtu, 22 November 2014

Salahnya Aku

Begitu lamanya engkau ku biarkan menunggu,
satu, tiga minggu lebih perasaan itu terabaikan
dua, empat kali kubertaruh dengan diriku sendiri
taruhan yang ku yakin tak akan ada pemenangnya
se salah ini aku mengabaikanmu,
semudah itu aku membiarkan mu menunggu
tanpa ingin tahu bagaimana perasaan mu selama ini
bayangan-bayangan dia kini mulai hilang,
dia atau "orang itu"
panggilan tersendiri dari kita untuknya
ku pikir hanya denganya aku dapat tertawa,
aku menemukan sejuta cerita, membagi cerita
ku pikir hanya dengannya waktuku berlalu

inilah salahnya aku
tak ingin melihat kau yang sisiku,
melihat kau yang berjuang untuk perhatianku
melihat sejuta bahkan lebih banyak cerita darimu
bahkan bulan sudah berlalu,
untuk mencapai kata sempurnanya cinta saja belum tergapai
tapi ini bukan sepenuhnya salahku,
ketika aku berbalik, berani melepas rasa takutku
perlahan-lahan sempurnanya cinta itu berjalan
meski hanya "suka" tapi kuyakin adanya
kupercaya adanya kebahagiaan itu
sungguh bukan kesalahan ku memilihmu
Aku merindukan mu

Jumat, 21 November 2014

Untuk Mereka ♥

semudah itu kalian membuat status
semudah itu kalian menggampangkan komitmen
semudah itu pula kalian menyakiti perasaan
apa dengan mencoba terikat dalam satu status
membuat kalian melupakan kenangan kalian?
tidakkah kau lelah membiarkan perasaanmu tersakiti
engkau wanita, bisakah engkau memandangnya?
dia yang berada disisimu saat ini
engkau pria, mampu kah engkau menegaskannya?
dia yang telah menjadi pilihanmu kini
seluruh teman ingin kenyataan,
bukan kepalsuan dari hubungan kalian
apa kalian masih ingin mencobanya?
bagaimana jika salah satu mulai kehilangan
tetapi satu lagi tak ingin tahu?
engkau wanita,
masa lalu bukan sesuatu yang pantas kau hadapi begitu larutnya
bukan pula sesuatu yang harus kau sesali setiap detiknya
masa lalu adalah hal yang harus kau pelajari setiap isinya
engkau pria,
dialah wanita mu saat ini, yang harus kau pertahankan
dialah wanita yang harus kau coba perjuangkan
dia pula wanita yang saat ini menemani setiap hari mu
masa lalu kalian bukan penghalang kebohongan ini
bukan pula tembok yang memberi jarak antara perasaan kalian
lantas apa yang kalian lakukan kini?
cobalah, ini saranku untuk kalian teman
perjuangkan semampu kalian,
lalu tentukan akhir cerita kisah kalian

Sepenggal Kenangan

rintikan hujan bahkan tak mengurangi rasa semangat membantu salah satu temanku "tolong dong, kamu yang pergi, perutku sakit" pinta rea dengan wajah yang cukup ampuh membuatku mengangguk, rea menyuruhku pergi bersama agung untuk menyelesaikan tugasnya. "iyaiyaa, udah selesai belum?" tanyaku pasrah "udah, nih!" senyumnya berkembang sembari menyerahkan flashdisk.
"PING!!!" dentingan BBM rea berbunyi, "fin, agung udah dibawah tuh, buruan turun" masih dengan style baju tidur aku turun menemui agung, hujan mulai reda "loh? rea mana? tapi dia yang sibuk bm aku?" tanya agung yang kaget, atau lebih tepatnya bingung melihatku yang turun "sakit perut" jawabku datar. "okeoke" jawab agung santai. agung mulai menghidupkan motornya "ayo naik, mau hujan lagi ini" katanya. sepanjang perjalanan hanya membahas tutupnya jalanan karena banjir. jalanan yang menurun, membuat hujan begitu terasa derasnya "aduh, salah jalan kayaknya nih" sela agung "ehh? serius? deras ni hujannya" tanyaku panik yang mulai kedinginan "iyaiya sabar kira mutar ya" kata agung menenangkan. aku mencengkram sisi baju agung, hal yang kulakukan sama siapapun yang memboncengku. "udah sampai" agung memberitahu, aku turun, duduk di ruangan yang berserakan dengan tugas-tugas. "mana flashdisk nya?" tanya agung, aku memberi flashdisk milik rea dan memberitahu dimana datanya.
tanganku mulai memeluk tanganku yang lain mencoba menghilangkan rasa dingin aku berbicara dengan ruly, dery dan ryan. "nih, pakai" agung menyodorkan jaketnya, membiarkan ku memakainya agar tidak kedinginan. dia kembali sibuk mengotak-atik tugas rea yang ternyata masih berantakan. "dia main copy aja ya?" tanya agung yang mulai kesal dengan tugas rea "hahaha iya, dia baru ngerjain tadi pagi" jawabku sekenaknya, "pantesan" jawab agung datar. 2 jam berlalu akhirnya selesai juga di edit, satu halaman lagi di cetak aku akan pulang. Gelap. "kenapa?" tanyaku langung "mati lampu fin" jawab dery " jadi itu gmana? berapa lagi? yaampun!" aku mulai meracau sendiri. semua diam, lia, dita yang baru datang merutuki padamnya listrik. "ayo kerumah tri saja, kita bawa semua kesana" celetuk lia, semua mulai merapikan kamar, aku, dita, agung dan ryan mulai bergerak melewati hujan demi tugas yang sebenarnya bukan milikku.
dengan sigap agung menyelesaikan tugas terakhir rea "udah sakit dia, haha" celetuk agung yang mengejek pucatnya mukaku didepan teman-teman yang lain. "nih, udah selesai, ayok kuantar pulang" agung memberikan tugas rea yang sudah rapi. lagi-lagi menembus hujan hingga kerumah. "makasih ya gung" ucapku setelah sampai "it's oke, aku balik ya" ucap agung dan berlalu pergi.
"fin, makasih ya makasiiih banyak, jaket siapa itu?" tanya rea yang hanya memperhatikan jaketnya agung yang lupa ku kembalikan. "punya agung"jawabku singkat "lepasin deh, aku gak suka aroma cowo" pintanya, dan aku melepas jaketnya. aku mulai berbaring dan mencoba menenangkan kepalaku yang akhir-akhir ini sering pusing. tidak lama setelah rea berceloteh dia pun akhirnya tertidur. ntah berapa lama aku tertidur, rea yang membuatku tersentak dari tidurku tertawa jahil. "mandi sana, terus kita makan, mau makan malam apa? suruh agung antar aja,aku bm dia dulu ya" tanya rea semangat. "terserah" jawabku yang masih setengah tertidur.
"kita makan bareng agung ya!" seru rea saat ku mengeringkan rambut didepan kamar "oke" jawabku singkat. "aku mau itu" aku menunjuk salah satu makanan agung "mau ini? yauda ambil aja" agung memberikan piring kecilnya "aku juga mau!" sela rea alhasil makanan nya dibagi dua untukku dan rea. "ayok, kerumah kami" sela agung di akhir-akhir kami selesai makan "gimana?" tanya rea sembari menoleh kepadaku "terserah" jawabku datar "boleh, nis ikut juga kan?" tanya rea kepada nisa "okee" nisa jawab sekenaknya. kami pun berjalan meninggalkan tempat makan menuju rumah agung dan dery.
"awas!" cengkeraman tangan agung begitu kuat menarikku "selangkah jalan lagi itu kaki udah ditabrak" tambah agung. aku hanya terdiam, jalan dituntun agung, masih terlalu terkejut dengan kejadian tadi. "udah gapapa" tri menenangkan. aku hanya tersenyum datar.
agung, sosok dingin yang entah kenapa bisa selalu jadi pelindungku, tempat curhat yang emang gabisa nyelesaikan masalah tapi setidaknya mengajarkan menerima masalah itu, guru yang disaat orang lain enggak sabar menghadapin aku yang super lama mikir ini. bersama tri, guru juga teman curhat yang berpikir logis dari yang lain, dua sisi yang dia miliki cukup nyaman dibawa dimana saja.
hal yang selalu ku dambakan,memiliki abang yang membuatku bertahan menghadapi berbagai sifat orang-orang baru yang kutemui. sepenggal kenangan yang belum ku ketahui bagaimana akhir kisahnya nanti.

Inspirated by : D.W.P

Kamis, 13 November 2014

Hingga akhir

apakah tidak impas salah satu dari kita?
kau bahkan tak percaya denganku,
aku juga tak semudah itu mencintaimu,
namun kini?
begitu takutnya aku kehilanganmu.
begitu nyamannya aku disisimu.
disaat rasa sayang itu mulai ada,
ntah keraguan apa yang mengangguku lagi.
bahkan, untuk menggenggam tanganku saja begitu beratnya,
seolah jarak begitu jelas adanya disisi kita
ketika tangan lembutmu enggan membelai kepalaku,
enggan meletaknya dibahu hangatmu.
aku mulai menangis, mengingat kebodohanku
kebodohan karena mengabaikanmu selama ini
aku menyayangimu.
mungkin terlambat, mungkin butuh waktu yang lama.
tapi sungguh, tak ada kata paksaan untuk perasaan ini.
mungkin aku yang bodoh ini,
dengan mudahnya menebak bagaimana akhir kisah kita
tapi begitu bodohnya lagi,
aku terlarut dalam hari bersamamu,
hari yang disetiap detiknya kau berada disisiku
hingga aku tersenyum dan mulai,
mulai untuk tak ingin tahu bagaimana akhir dari kisah kita nantinya.
aku menyayangimu.

Rabu, 22 Oktober 2014

Biarkan

seperti hangatnya mentari 
yang memeluk dinginnya kabut
seperti ramahnya uluran tanganmu 
yang membelai lembut kepalaku
biarkan aku jatuh cinta dengan mu
biarkan lambat, namun ku yakin pasti
maafkan aku pernah mengabaikanmu
maafkan aku karena butuh waktu mencintaimu
bukankah, cukup banyak waktu untuk kita?
begitu panjang jalan yang belum terlewati
jangan pergi begitu saja, kumohon
jadikan tangisan itu sebagai penguatmu menjagaku,
bukanlah penguat alasan untuk melepasku
inilah aku, beginilah keadaanku
tanya aku, bukan dengar kata orang
ini keputusanku, sesuatu yang ku pertahankan
ku memilihmu, ku yakin dengan itu

Sabtu, 04 Oktober 2014

Sunshine



Bahkan ketika aku sendiri
Uluran-uluran tangan itu bermunculan
Ketika air mata terjatuh
Satu tangan menghapus dengan tulus
Perlakuan yang bahkan tak mampu kubayangkan
Pertanyaan kecil, yang bahkan aku tak mampu menjawabnya
Alasan sederhana, yang dengan santainya terucap darimu
Seperti bulan dan matahari, kita cukup berbeda
Kau, memberikan cahaya untuk semua, dan mereka tahu kau ada
Bagaikan semangat mentari pagi, seperti itu kau mencoba
Tak ada kata putus asa, dan kau harus mendapatkannya
Begitu hangat, begitu caramu meluluhkan ku
Tembok yang kupertahankan perlahan mulai rapuh
Dalam diam kita berbicara, dalam sepi kita menunggu
Hal bodoh yang kulakukan, percaya kepadamu!
Hal bodoh yang kau lakukan, berusaha berteman denganku!
Hanya selembar foto, yang membuat kau ingin mengingatku
Hanya dengan kebersamaan, yang membuatku mengingatmu
Seperti yin dan yang,
Apapun itu, keseimbangan tlah terjadi antara kita

Minggu, 10 Agustus 2014

Langit Timur

langit ini, tentu masih sama dengan langit di malam-malam sebelumnya
namun kini berbeda, langit malam menunjukkan sesuatu yang berbeda
dari arah timur aku melihat sisi lain dari langit malam yang gelap.
dihiasi dengan bulan dan bintang.
bulan purnama yang terlihat sempurna,
bersinar terang dengan cahanya yang indah.
di sisinya hanya ada satu bintang,
aku berputar-putar berharap aku salah melihat.
tapi hasilnya hampa.
hanya ada bulan dan bintang.
pasangan yang selalu bersama kala malam menjelang.
anehnya aku berharap pria itu adalah bulan,
yang selalu menyinari ku dalam gelap
tanpa memberikan rasa panas, ketika aku berada di samping nya.
meski kadang berjauhan dan memiliki jarak
aku akan tetap menjadi bintang kecil yang selalu ada menemani dalam hidupnya.
membentuk sepenggal kenangan yang indah,
ketika aku sudah pantas berada disisi nya
hanya aku dan dia
bulan dan bintang

Little Diary

setelah beberapa bulan berjalan, begitu banyak hal yang sudah aku lewati. bahkan kekecewaan di mata mereka akan tingkah ku masih tak ku hiraukan. ada yang mengatakan kepadaku, disetiap tempat itu memiliki kenangan yang berbeda-beda. yaa, tentu saja. salah satunya rumah ini. rumah ke-tujuh yang aku tempati kini, sudah memiliki begitu banyak kenangan. di usiaku yang belum melewati angka 17 membuat emosi ku sangat labil. salah satu diantara mereka bahkan mengatakan aku orang yang penakut! takut  akan memberi sebuah keputusan. bagitu banyak dari mereka yang mencoba meluluhkan ku. dan entah kenapa, dengan orang itu aku memiliki beberapa kesamaan yang tak pernah ku sadari. kau senang? ya! kau menyukainya? ya! apa dia memiliki komitmen yang jelas? secara tidak langsung, ya! lalu, bagai mana denganmu? pertengkaran antara hati dan otak ku terhenti seketika. aku? pertanyaan yang membuatku meragukan komitmennya. menghancurkan setiap perasaanku. cinta. begitu kuat ikatan yang terjalin, semakin aku tertarik membuat komitmen dengan nya.
mereka mengatakan kepadaku bahwa aku mampu menjadi diriku! aku sudah terlalu jauh melangkah keluar dari dunia ku. sekarang, aku tersenyum mengingat kembali setiap waktu yang telah ku lalui, dengannya aku selalu tertawa, dengannya jantungku berdegup lebih cepat saat benda mati-handphone bergetar membentuk indah namanya. bersama mereka aku bangkit, mengembalikan setiap semangatku yang sempat luntur akan masa lalu. untuk setiap kata-kata bijak dairmu teman. untuk setiap doa dan kata-kata semangat darimu orang yang tanpa sadar berani membuat komitmen denganku. meski kau tahu, kita bahkan belum tentu sampai tahap itu. kini, keputusan pertama yang berani kuberikan, menjawab komitmen mu dengan berjalan beriringan denganmu

Sabtu, 09 Agustus 2014

karma

bukan salah mereka, karena pergi meninggalkan mu
bukan salah mereka pula, karena membiarkan mu menangis
apa kau ingat, apa yang kau lakukan selama ini?
perjuangan mereka untuk mempertahankan mu, kau abaikan!
tulusnya mereka membahagiakan mu, kau acuhkan!
apa itu arti cinta dimata mu?
menjadi seorang yang hanya ingin dicintai tanpa mau mencintai
apa benar-benar ada yang namanya saling mencintai dan dicintai?
kau hanya ingin diperhatikan, bukan?
tanpa benar-benar ingin memiliki salah satu dari mereka.
kau hanya ingin kebebasan, tanpa ada ikatan yang benar-benar mengikat.
hanya dendam yang kini memenuhi seluruh hatimu, amarah, dan rasa sakit
apa kau mengerti kini? 
keraguan yang kau miliki kini yang akan menyusahkan mu.
apa? bukan kamu yang menginginkan semua ini?
kalau bukan kamu siapa? mereka?
mereka ada karena kamu yang memaksanya,
mereka ada karena kamu yang menginginkan perhatian yang lebih
yang tak pernah kau miliki, dan kau dapatkan selama ini
lalu? kau menyesal? hahaha
penyesalan memang selalu datang terakhir, sayang
menangislah, sesalilah semua yang kamu perbuat.
mungkin itu dapat disebut, karma.

Minggu, 01 Juni 2014

kemeja merah red devils


Aku bukan termasuk orang yang gampang jatuh cinta, apalagi tentang bola. Bicara tentang bola, yaa baru-baru ini aku menyukai salah satu club sepak bola, kenapa bisa sukanya karena hal pelajaran, sejarah terbentuknya club ini cukup menarik, tentang lapangannya sendiri “old Trafford”, fans mana yang gak mau ke lapangan yang begitu legendaries “ihh apaan Manchester united?” teriak seorang wanita dengan begitu sinisnya saat aku memperlihatkan hasil web design ku kepadanya. “emangnya kenapa?” pertanyaan yang benar-benar aneh terdengar, padahal sepak bola hal yang tabu bagi kami berdua “emangnya kenapa? Kau Tanya emangnya kenapa? Apa bagusnya M.U? Gak ada!” tambahnya seolah dia paling mengetahui seluk-beluk “setan merah” ini. “sering nonton ya? Tau dari mana? Seru gak?” tanyaku yang emang dasarnya tidak tahu-menahu soal bola. “seru dong, tapi tetap permainan CLUB-mu itu gak sebagus yang jadi lawannya”tambahnya, aku hanya mengangguk membiarkan dia bercerita, “siapa itu pelatihnya? Sir freddi, sir… ahh itulah namanya” Tanyanya acuh tak acuh “sir alex ferguson, ta” jawabku datar “iya itulah pokoknya, terserah” sela cita karena merasa malu sudah sok tahu soal “setan merah” ini. “wah, sepertinya ada yang mulai tertarik nih” godaku pada cita “ih, enggak lah, merah tetap merah, aku sih putih” dengan bangganya ia membela club favorite-nya. Hasil persentasi yang memuaskan, membuatku semakin tertarik sama “setan merah;Red devils” ini. “besok masuk asrama yaaa!!” lengkingan suara cita membuyarkan lamunanku “berapa hari?” Tanya ku mengingat-ingat kami emang ada jadwal diskusi dari seluruh sekolah negeri di medan “ 3 hari lah” jawab cita singkat, ucapan cita terabaikan oleh pikiran-pikiran tentang  setan merah, old Trafford, dan tentunya si rooney, si cowo cakep salah satu pemainnya.
Diskusi berlangsung lama, aku dan cita berpisah kelompok. Mata ku tertuju pada seseorang yang mengenakan kemeja merah dengan tekstur batik, dan membentuk satu lambang yang ku kenal. Dia berbicara dengan lancar, membahas materi-materi diskusi, aku bahkan tak perduli dengan apa yang sedang kami diskusikan, aku mencoba memperjelas penglihatanku terhadap kemeja itu. mata kami beradu. Dua detik, dia memalingkan wajahnya, dan terus menikmati acara diskusi. “Hari pertama berjalan lancar” racauku setelah sampai di kamar. “gimana? Diskusi tadi? Dapat inspirasi apa aja?” Tanya cita dari seberang tempat tidur “gaada, Cuma ketemu cowo yang pake kemeja M.U” ucapku kepada cita “ahh yaudala, gaada bahasan lain, bosan, mau tidur. Bye” cita berlalu kembali ketempat tidurnya.
 Tanpa kusadari, setelah acara diskusi kemarin, aku terus mencari-cari sosok kemeja merah itu. “iya, aku kelas dua” suara yang tak begitu asing terdengar tidak jauh dibelakangku, aku menoleh. Mataku terpaku menatap sumber suara, yang ternyata dari tadi kucari, ya sosok si kemeja merah. Lagi-lagi dia menatapku, ahh tidak, dia melihat kedepan, bukan kearahku. Tiba-tiba dia sudah tepat di sampingku, dengan jarak satu kursi kosong diantaranya, aku ragu menjawab sapaanya, dengan cepat dan dingin aku memutuskan untuk menjawabnya, aku kembali menjadi diriku yang dingin, mencoba member batas pada orang-orang asing. Pembicaraan yang terjadi begitu banyak, aku terbiasa mendengar suaranya, menatapnya, mendengar setiap ceritanya “ngomong itu jangan pelan kali, kencangin suaranya, disini tempat kita bersosialisasi, kenalan, tunjukin sifat asli kita” dengan percaya diri dia menasehatiku, bukan, bukan memberikan nasehat, mungkin saran lebih tepatnya. “emang dasar suaranya kecil, mau gimana dibuat?” balasku sekenaknya “gak mungkin gak bisa besar suaranya, coba lihat mereka semua, semuanya itu bebas disini” celotehnya lagi, setelah perdebatan yang panjang aku tahu namanya sakti, suka Manchester united, punya beberapa, ahh tidak hampir semua yang ada dikamarnya mungkin tentang “red devils”, dan mempunyai satu tujuan yang sama denganku “Old Trafford”  lapangan bersejarah yang dimiliki Manchester United, satu club yang sama-sama kami sukai, meski aku pendatang baru, sebagai senior dalam pengetahuan tentang club-ini, sakti bukan orang yang suka nge-judge orang, hanya jahil. Dan seperti dugaanku, dia deketin hampir semua perempuan yang ada diauditorium ini. hal biasa, namun beberapa jam yang kulalui, sudah sebanyak itu yang kuketahui tentang sakti “ahh, aku udah mulai gak waras, ngapain berharap ketemu dia lagi” racauku sendiri.
Hari terakhir, karena jadwal diskusi yang penuh, aku, cinta dan perempuan-perempuan lain yang sekamar denganku kurang tidur, dan saat materi terakhir diauditorium hal yang kulakukan agar tidak ketiduran, tentu saja mencari sosok sakti. “dia gak ada, apa masih tidur ya?” tanyaku sendiri, mendengar materi yang menurutku cukup, membosankan, aku nyaris tertidur kalau gak dengar suara gaduh masuk dari pintu belakang. Aku melihatnya, pertama jumpa, dan terakhir perjumpaan, dengan dandanan yang sama aku melihat sakti. Tapi dengan penilaian yang berbeda,masih dengan sikap dingin aku menanggapi celotehannya. aku tak ingin membuat pria ini terlibat apapun denganku, setelah pertemuan ini. tapi persepsiku salah, dia bukan orang yang semudah itu menyerah. Akibat perkenalan selama 3 hari, keinginan mencari tau tentang club ini semakin menggebu-gebu. Akibat perkenalan selama 3 hari ini,aku jatuh cinta.